Beranda | Artikel
Tsalatsatul Ushul (7) : Ar Rabb Adalah Satu-Satunya Sesembahan Yang Berhak Disembah
Minggu, 24 April 2016

Ar-Rabb (Allah) adalah satu-satunya yang berhak untuk disembah. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21)

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (22)

(21) Wahai manusia! Sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.

(22)(Rabb) yang telah menjadikan untuk kalian bumi

ini sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan (hujan) dari langit, lalu dengan air itu Dia mengeluarkan dengannya segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian. Karena itu, janganlah kalian mengambil sekutu-sekutu bagi Allah (dalam peribadatan), padahal kalian mengetahui” (Surat Al-Baqarah: 21-22).

Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala, menjelaskan bahwa hanya Sang Pencipta segala sesuatu yang berhak diibadati.

Kesimpulan Dalil

Ar-Rabb lah satu-satunya yang berhak untuk disembah. Maksudnya, hanya Sang Pencipta, Sang Pemilik, Sang Pengatur, dan Pemelihara alam semesta,  Rabbul ‘alamin lah yang berhak disembah. Adapun selain-Nya tidaklah berhak disembah.

Penjelasan Dalil

Dalam surat Al-Baqarah: 21, Allah Ta’ala mememerintahkan kita untuk menyembah-Nya semata karena hanya Dia lah Rabb kita yang telah menciptakan kita dan orang-orang sebelum kita. Oleh karena itu, Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala, menjelaskan bahwa hanya Sang Pencipta segala sesuatu yang berhak diibadati.

Dalam surat Al-Baqarah: 22, Allah Ta’ala menyebutkan bahwa karena keberadaan-Nya sebagai Rabbul ‘alamin itulah yang menyebabkan larangan mengambil sekutu-sekutu bagi-Nya (dalam peribadatan). Dari sini dapat disimpulkan bahwa mengesakan Allah dalam Rububiyyah-Nya mengharuskan mengesakan-Nya dalam Uluhiyyah-Nya.

Catatan

Ulama rahimahumullaah telah menjelaskan tentang hubungan antara Tauhid Rububiyyah dengan Tauhid Uluhiyyah, yaitu

توحيدالربوبية مستلزم لتوحيد الألوهية

“Mengesakan Allah dalam Rububiyyah-Nya mengharuskan mengesakan-Nya dalam Uluhiyyah-Nya.”

Kaidah di atas bermakna barangsiapa yang meyakini keesaan Allah dalam Rububiyyah-Nya, yaitu meyakini bahwa Allah itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam menciptakan makhluk, mengatur, memberi rezeki, memberi manfaat, menimpakan musibah/keburukan, menghidupkan, mematikannya serta selainnya dari makna-makna Rububiyyah-Nya, maka keyakinan tersebut mengharuskannya mengesakan-Nya dalam segala bentuk peribadatan. Hal ini karena hanya Dzat yang mampu menciptakan makhluk, mengaturnya, memberi rezeki kepadanya, dan yang selainnya dari makna-makna Rububiyyah itu sajalah yang pantas dan wajib disembah, sedangkan selain-Nya tidak boleh dan tidak pantas disembah.

***

[bersambung]

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Artikel Muslim.or.id

[serialposts]

🔍 Persahabatan Dalam Islam, Kata2 Bohong, Tata Cara Menjadi Imam Dalam Keluarga, Blog Muslimah, Panggilan Untuk Istri Dalam Islam


Artikel asli: https://muslim.or.id/27908-tsalatsatul-ushul-7-ar-rabb-adalah-satu-satunya-sesembahan-yang-berhak-disembah.html